Bismillah
Puasa Minggu 1
PUASA MEMBERI GADGET PADA ANAK
Minggu ini saya memutuskan untuk puasa memberi gadget pada anak. Kenapa? Karena saya merasa anak kedua saya (2 tahun) sudah mulai addict. Kalau kakak (5 tahun) sudah bisa mengendalikan. Dan sudah tau aturannya. Tapi adik, dia belum paham tentang rules (which is normal for her age hehe). Jadi saya memutuskan tidak sama sekali. Eh tapi kenapa ada hari-hari dimana need improvement? Itu adalah hari dimana kita ada tamu dan anaknya lihat gadget. Disitulah si adik mulai "kumat" dan merengek minta.
Anyway, menurut saya secara keseluruhan Minggu ini bisa dibilang cukup sukses. Karena melihat 5 hari excellent, yang artinya dalam 5 hari saya dan Abi berhasil mencari kegiatan lain untuk mengganti waktu yang biasanya dihabiskan adik dengan gadget YAY
Belajar Statistika
Sabtu, 28 Maret 2020
Jumat, 13 Maret 2020
Aliran Rasa si Ulat Rapuh
Bismillah
Huaaa gak nyangka udah selesai kelas ulatnya 😭. Jujur saya kurang hafal tahapan, sarat lulus, dan ini itu tentang kelas di buncek. Cuma saya emang excited aja.. Jujur waktu di kelas telur, saya happy banget. Seinget saya, hampir ga pernah ngumpulkan tugas mepet DL. Tapi di kelas ulat? Hohoho
Beberapa kali punya keinginan untuk menyerah. Tapi keinginan terkuat emang tugas terakhir kemarin sih. Yang sebelumnya juga pengen, tapi cuma pengen-pengen aja. Tapi yang tugas terakhir kemarin bener-bener kuat keinginan untuk menyerah.
Sudah saya ceritakan sedikit alasan kenapa saya bertekad untung mutung fi Sabilillah di Minggu kemarin. Tapi intinya, tidak jadi hehehehe. Padahal kalau tau ternyata boleh bolos jurnal maksimal 2 ya saya bolos aja huhuuu. Ya udahlah ya, yang penting sudah berlalu.
Ohya, kenapa ulat rapuh? Saya di kelas ulat ini merasa rapuh banget. Merasa Cemen karena sering terintimidasi dengan tugas. Gimana caranya survey kelas favorit bunda lain di kelas buncek? Gimana caranya ngasih hadiah? Hadiahnya apa? Gimana caranya dapat buddy ? Aaarrrggg
Kalau membuat mind map, membuat diagram, memikirkan keinginan dan kebutuhan saya, saya sih senang sekali. Karena itu yang sedang saya butuhkan. Tapi di kelas ulat ini.... Apa-apaan? Saya disuruh berinteraksi dengan bunda lain di hutan belantara. Huooo kabuuuurr
Tapi saya tidak kabur dong (meskipun pengen). Anyway, kelas ulat ini secara tidak langsung mendorong saya untuk keluar dari comfort zone dan membuat saya mengetes sejauh mana saya bisa menantang diri saya sendiri. Karena berinteraksi dan berhubungan dengan orang "asing" itu adalah tantangan yang berat untuk saya hehehe.
Huaaa gak nyangka udah selesai kelas ulatnya 😭. Jujur saya kurang hafal tahapan, sarat lulus, dan ini itu tentang kelas di buncek. Cuma saya emang excited aja.. Jujur waktu di kelas telur, saya happy banget. Seinget saya, hampir ga pernah ngumpulkan tugas mepet DL. Tapi di kelas ulat? Hohoho
Beberapa kali punya keinginan untuk menyerah. Tapi keinginan terkuat emang tugas terakhir kemarin sih. Yang sebelumnya juga pengen, tapi cuma pengen-pengen aja. Tapi yang tugas terakhir kemarin bener-bener kuat keinginan untuk menyerah.
Sudah saya ceritakan sedikit alasan kenapa saya bertekad untung mutung fi Sabilillah di Minggu kemarin. Tapi intinya, tidak jadi hehehehe. Padahal kalau tau ternyata boleh bolos jurnal maksimal 2 ya saya bolos aja huhuuu. Ya udahlah ya, yang penting sudah berlalu.
Ohya, kenapa ulat rapuh? Saya di kelas ulat ini merasa rapuh banget. Merasa Cemen karena sering terintimidasi dengan tugas. Gimana caranya survey kelas favorit bunda lain di kelas buncek? Gimana caranya ngasih hadiah? Hadiahnya apa? Gimana caranya dapat buddy ? Aaarrrggg
Kalau membuat mind map, membuat diagram, memikirkan keinginan dan kebutuhan saya, saya sih senang sekali. Karena itu yang sedang saya butuhkan. Tapi di kelas ulat ini.... Apa-apaan? Saya disuruh berinteraksi dengan bunda lain di hutan belantara. Huooo kabuuuurr
Tapi saya tidak kabur dong (meskipun pengen). Anyway, kelas ulat ini secara tidak langsung mendorong saya untuk keluar dari comfort zone dan membuat saya mengetes sejauh mana saya bisa menantang diri saya sendiri. Karena berinteraksi dan berhubungan dengan orang "asing" itu adalah tantangan yang berat untuk saya hehehe.
Selasa, 10 Maret 2020
Menemukan Buddy
Bismillah
Di jurnal kali ini, sepertinya akan ada narasi yang panjang (lebih panjang dibanding biasanya. Tidak terlalu panjang juga sih hehehe).
Jadi tugas Minggu ini adalah menemukan buddy untuk jadi "buddy" dalam belajar dan berjalan bersama di kelas ulat.
Awal saya tahu tentang tugas ini, yaitu weekend kemarin, saya 80% mantap untuk menyerah 🙃. Sebenarnya tugas mencari 10 teman untuk bertukar mind map dan memberi gift kemarin saja sudah cukup "sulit" untuk saya. Eh ini malah disuruh mencari "buddy" yang sifatnya lebih personal dan heart to heart 😅.
Kenapa saya kesulitan?
Jadi semua bermula saat sekitar tahun 2012. (Errr ini pertama kali saya "coming out" tentang ini. Mungkin ga aja yang baca sih tapi kok tetap deg deg an ya mau ceritanya hehehe). Di tahun itu sepertinya sampai sekarang adalah tahun terberat dan tersuram saya. Yaitu tahun dimana saya jatuh ke lembah depresi. (Emmm saat itu saya ga tau sih kalau lagi "begitu". Tapi setelahnya, saya baru cari tahu dan diskusi dengan profesional lalu diberi tahu kalau itu yang dinamakan fase "itu"). Hmm sampai sekarang masih kesulitan menyebut istilah nya. Agak traumatis hehehe.
Saya yang selama ini adalah anak sosial banget, suka bergaul dan suka punya banyak teman, di tiap jenjang sekolah pasti punya gang, eh tiba-tiba jadi menarik diri dan takut bertemu orang. Saya yang seumur hidup hampir tidak pernah terintimidasi dengan kondisi saya, perbedaan saya dengan orang lain, dan mungkin hampir tidak pernah merasa insecure, saat itu saya jadi super insecure dan merasa diri saya useless. Saya tidak bisa melihat dan menemukan value saya saat itu. Baik sebagai istri, calon ibu, perempuan, atau bahkan sebagai manusia.
Long story short, alhamdulillah sekarang sudah tidak lagi 😊. Tapi ada after effect nya. Setelah fase itu, saya jadi tidak semudah dulu dalam bergaul. Saya kurang suka bergabung dalam komunitas. Bertemu dan approaching orang lain terasa saaangat melelahkan lahir dan batin. Agak ansos juga sekarang 😅. Tidak cuma offline, bahkan di online pun saya cenderung awkward. Jangankan dengan orang yang belum pernah kenal, kepada sahabat, saudara, keluarga pun saya agak awkward dalam berkomunikasi. Kalaupun tidak terlihat begitu, itu karena saya berusaha. Makanya jadi melelahkan huhuhu.
Nah itulah alasan saya memutuskan untuk langsung menyerah begitu tau ada tugas seperti ini...
Tapi, manusia yang berencana, Allah yang menentukan. Hari Senin kemarin saya iseng buka HIMA. Niatnya cari referensi untuk pamitan hehehe. Eh ternyata ada yang mencari buddy. Lalu tiba-tiba saya pengen bilang cari buddy juga. Dan tiba-tiba dijapri mba Indah dan dikenalkan dengan temannya yang juga belum dapat buddy.
Akhirnya bertemulah saya dengan buddy saya, mba Yeane. Glad to know you, mba 😘.
Saat awal-awal membaca blog mba Yeane, saya langsung DEG. Jangan-jangan kita satu keluarga literasi. Karena mba Yeane kalau tidak salah sedang proses mencetak buku karyanya. Lalu saya malu sendiri karena tidak pernah buka grup keluarga literasi 🙈.
Eh ternyata bukaaan. Mba Yeane tergabung di keluarga gizi. Sangat menarik dan dedikatif sekali ya...
Karena itu saya punya beberapa hadiah untuk mba Yeane. InsyaAllah hadiahnya akan bertambah..
Nutrism, metabolism, and growth by UCLA children's Discovery
https://youtu.be/08YZfZUBLL4
How to manage your time more effectively by TED-ed
https://youtu.be/iDbdXTMnOmE
Di jurnal kali ini, sepertinya akan ada narasi yang panjang (lebih panjang dibanding biasanya. Tidak terlalu panjang juga sih hehehe).
Jadi tugas Minggu ini adalah menemukan buddy untuk jadi "buddy" dalam belajar dan berjalan bersama di kelas ulat.
Awal saya tahu tentang tugas ini, yaitu weekend kemarin, saya 80% mantap untuk menyerah 🙃. Sebenarnya tugas mencari 10 teman untuk bertukar mind map dan memberi gift kemarin saja sudah cukup "sulit" untuk saya. Eh ini malah disuruh mencari "buddy" yang sifatnya lebih personal dan heart to heart 😅.
Kenapa saya kesulitan?
Jadi semua bermula saat sekitar tahun 2012. (Errr ini pertama kali saya "coming out" tentang ini. Mungkin ga aja yang baca sih tapi kok tetap deg deg an ya mau ceritanya hehehe). Di tahun itu sepertinya sampai sekarang adalah tahun terberat dan tersuram saya. Yaitu tahun dimana saya jatuh ke lembah depresi. (Emmm saat itu saya ga tau sih kalau lagi "begitu". Tapi setelahnya, saya baru cari tahu dan diskusi dengan profesional lalu diberi tahu kalau itu yang dinamakan fase "itu"). Hmm sampai sekarang masih kesulitan menyebut istilah nya. Agak traumatis hehehe.
Saya yang selama ini adalah anak sosial banget, suka bergaul dan suka punya banyak teman, di tiap jenjang sekolah pasti punya gang, eh tiba-tiba jadi menarik diri dan takut bertemu orang. Saya yang seumur hidup hampir tidak pernah terintimidasi dengan kondisi saya, perbedaan saya dengan orang lain, dan mungkin hampir tidak pernah merasa insecure, saat itu saya jadi super insecure dan merasa diri saya useless. Saya tidak bisa melihat dan menemukan value saya saat itu. Baik sebagai istri, calon ibu, perempuan, atau bahkan sebagai manusia.
Long story short, alhamdulillah sekarang sudah tidak lagi 😊. Tapi ada after effect nya. Setelah fase itu, saya jadi tidak semudah dulu dalam bergaul. Saya kurang suka bergabung dalam komunitas. Bertemu dan approaching orang lain terasa saaangat melelahkan lahir dan batin. Agak ansos juga sekarang 😅. Tidak cuma offline, bahkan di online pun saya cenderung awkward. Jangankan dengan orang yang belum pernah kenal, kepada sahabat, saudara, keluarga pun saya agak awkward dalam berkomunikasi. Kalaupun tidak terlihat begitu, itu karena saya berusaha. Makanya jadi melelahkan huhuhu.
Nah itulah alasan saya memutuskan untuk langsung menyerah begitu tau ada tugas seperti ini...
Tapi, manusia yang berencana, Allah yang menentukan. Hari Senin kemarin saya iseng buka HIMA. Niatnya cari referensi untuk pamitan hehehe. Eh ternyata ada yang mencari buddy. Lalu tiba-tiba saya pengen bilang cari buddy juga. Dan tiba-tiba dijapri mba Indah dan dikenalkan dengan temannya yang juga belum dapat buddy.
Akhirnya bertemulah saya dengan buddy saya, mba Yeane. Glad to know you, mba 😘.
Saat awal-awal membaca blog mba Yeane, saya langsung DEG. Jangan-jangan kita satu keluarga literasi. Karena mba Yeane kalau tidak salah sedang proses mencetak buku karyanya. Lalu saya malu sendiri karena tidak pernah buka grup keluarga literasi 🙈.
Eh ternyata bukaaan. Mba Yeane tergabung di keluarga gizi. Sangat menarik dan dedikatif sekali ya...
Karena itu saya punya beberapa hadiah untuk mba Yeane. InsyaAllah hadiahnya akan bertambah..
Nutrism, metabolism, and growth by UCLA children's Discovery
https://youtu.be/08YZfZUBLL4
How to manage your time more effectively by TED-ed
https://youtu.be/iDbdXTMnOmE
Selasa, 03 Maret 2020
Langganan:
Postingan (Atom)