Materi kali ini exciting sekali. Saya termasuk hasil didikan 'orang dulu' yang semua serba dikte dan ketika kita beropini, beberapa kemungkinan yang akan terjadi setelahnya: kita di shut down, opini kita diremehkan, atau ditertawakan. Dan semua reaksi itu sepertinya mungkin menjadi sebab kreatifitas jadi buntu, atau terpaksa tenggelam. Tidak hanya kreatifitas, tapi opini, ide, atau keputusan pribadi. Semua serba dalam bayangan. Dan setelah semakin dewasa saya sadar akan hal itu, kemudian saya berusaha untuk keluar dari darkness itu dan sampai sekarang belum selesai prosesnya. Dari hal kecil, misalnya menggambar. Saya terbiasa diatur harus menggambar apa, bagaimana cara menggambarnya, diwarnai warna apa, cara mewarnanya. Sama sekali tidak ada kreatifitas yang dimunculkan. Hal2 itu masih terbawa sampai sekarang.
Saya ingat pernah ikut tim kreator majalah kampus dan orang tua saya tau. Tidak ada masalah dalam proses pembuatannya, saat itu saya disupervisi dosen DKV yang sangat suportif dan pintar memancing Kreatifitas mahasiswa awam dan jelata seperti saya. Tapi ketika dirumah, majalah kreasi kami saya bawa pulang, mendapat komentar2 yang kurang membangun dan setelah itu langsung mundur dari redaksi majalah 😅
Belajar dari pengalaman, saya sangat mencegah dan berhati2 agar itu tidak terjadi pada caca dan adik2nya. Beberapa seminar dan workshop parenting yang saya ikuti, yang selalu masuk notes adalah apa2 saja yang menghambat proses kreatifitas anak, atau bagaimana membuat anak percaya diri untuk berkreasi. Karena anak sudah terlahir kreatif, kita hanya perlu memfasilitasi dan tidak menghambat apalagi memadamkan Kreatifitas nya.
Alhamdulillah materi ke 9 Bunda sayang ini paaasss sekali. Dan menyenangkan sekali karena temen2 di kelas aktif diskusi bahkan share artikel2 terkait. Berguna sekaliiii... ❤️
Dan yang lebih menarik, di Game level 9 ini tantangannya diberikan ke orang tuanya. Bukan anaknya. Karena anaknya sudah kreatif kan... Hehehe
Pas banget, saya harus mendobrak dinding tebal yang selama ini ada, dan keluar dari jaman kegelapan menuju cahaya (minadz dzulumati ilan nuur) hehehe
Paling tidak clue nya ada 3 proses yang harus dilewati.
1. Evolusi
2. Sintesis
3. Revolusi
Tidak apa kalau memang butuh proses yang tidak sebentar. Diawali evolusi, atau memodifikasi sesuatu yang sudah ada sesuatu kebutuhan, dan mungkin seiring kreatifitas yang meningkat dan terasa, bisa lanjut otomatis ke proses sintesis bahkan revolusi.
Bismillah, allahumma yassirli..
Saya ingat pernah ikut tim kreator majalah kampus dan orang tua saya tau. Tidak ada masalah dalam proses pembuatannya, saat itu saya disupervisi dosen DKV yang sangat suportif dan pintar memancing Kreatifitas mahasiswa awam dan jelata seperti saya. Tapi ketika dirumah, majalah kreasi kami saya bawa pulang, mendapat komentar2 yang kurang membangun dan setelah itu langsung mundur dari redaksi majalah 😅
Belajar dari pengalaman, saya sangat mencegah dan berhati2 agar itu tidak terjadi pada caca dan adik2nya. Beberapa seminar dan workshop parenting yang saya ikuti, yang selalu masuk notes adalah apa2 saja yang menghambat proses kreatifitas anak, atau bagaimana membuat anak percaya diri untuk berkreasi. Karena anak sudah terlahir kreatif, kita hanya perlu memfasilitasi dan tidak menghambat apalagi memadamkan Kreatifitas nya.
Alhamdulillah materi ke 9 Bunda sayang ini paaasss sekali. Dan menyenangkan sekali karena temen2 di kelas aktif diskusi bahkan share artikel2 terkait. Berguna sekaliiii... ❤️
Dan yang lebih menarik, di Game level 9 ini tantangannya diberikan ke orang tuanya. Bukan anaknya. Karena anaknya sudah kreatif kan... Hehehe
Pas banget, saya harus mendobrak dinding tebal yang selama ini ada, dan keluar dari jaman kegelapan menuju cahaya (minadz dzulumati ilan nuur) hehehe
Paling tidak clue nya ada 3 proses yang harus dilewati.
1. Evolusi
2. Sintesis
3. Revolusi
Tidak apa kalau memang butuh proses yang tidak sebentar. Diawali evolusi, atau memodifikasi sesuatu yang sudah ada sesuatu kebutuhan, dan mungkin seiring kreatifitas yang meningkat dan terasa, bisa lanjut otomatis ke proses sintesis bahkan revolusi.
Bismillah, allahumma yassirli..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar